Paul Scholes kritik taktik Ruben Amorim yang muncul setelah kemenangan tipis Manchester United melawan Leicester City di Piala FA.
Scholes mempertanyakan beberapa keputusan taktis yang dibuat oleh Amorim, terutama terkait dengan penempatan pemain baru Patrick Dorgu. Bagi anda yang ingin mencari informasi menarik lainnya dari sepak bola, kami sarankan untuk mengklik link SPORTS INFOTV.
Kritikan Terhadap Taktik yang Dipertanyakan
Paul Scholes tak segan-segan mengkritik taktik Ruben Amorim, terutama setelah kemenangan Manchester United atas Leicester City di Piala FA. Scholes mempertanyakan keputusan Amorim yang dianggap membingungkan, khususnya terkait penempatan Patrick Dorgu. Dorgu, yang baru direkrut, diharapkan menjadi solusi di posisi bek sayap kiri yang bermasalah, tetapi justru dimainkan di bek sayap kanan.
Keputusan ini memicu kebingungan, dengan Scholes menganggapnya sebagai indikasi bahwa Amorim mungkin sedang korslet atau kebingungan dalam mengambil keputusan. Keputusan Amorim semakin dipertanyakan karena Diogo Dalot, seorang pemain kaki kanan, justru ditempatkan di bek sayap kiri. Scholes bahkan mengaitkan situasi ini dengan dinamika antara Luke Shaw dan Jose Mourinho.
Dimana Mourinho kerap menempatkan Shaw dekat garis lapangan untuk memudahkannya berkomunikasi. Langkah ini menimbulkan pertanyaan tentang pemahaman Amorim terhadap kemampuan pemain dan strategi penempatannya di lapangan. Pergantian Dorgu di babak kedua semakin menggarisbawahi bahwa eksperimen taktis Amorim tidak berjalan sesuai rencana.
Kritik Scholes tidak hanya terbatas pada penempatan Dorgu, tetapi juga mencakup performa Manchester United secara keseluruhan di bawah Amorim. Meskipun meraih kemenangan atas Southampton, Scholes menilai performa tim sangat buruk selama sebagian besar pertandingan.
Hal ini memunculkan keraguan tentang efektivitas taktik Amorim dan kemampuannya untuk memaksimalkan potensi tim. Secara keseluruhan, kritik Scholes menyoroti kekhawatiran tentang stabilitas taktik dan kemampuan adaptasi Amorim dalam menghadapi tantangan di Manchester United.
Download APK ShotsGoal Sekarang!
Tonton livestream gratis pertandingan favoritmu langsung di ShotsGoal!
Nikmati siaran berkualitas tinggi, update skor real-time, dan berbagai fitur menarik lainnya!
Kebingungan Scholes Lebih Lanjut
Selain mengkritik penempatan pemain, Paul Scholes juga menyampaikan kekhawatiran yang lebih mendalam mengenai performa Manchester United di bawah arahan Ruben Amorim. Scholes merasa bahwa meski meraih kemenangan, performa tim secara keseluruhan belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Ia bahkan menyebut performa melawan Southampton sebagai salah satu yang terburuk yang pernah ia saksikan, mengingat Southampton merupakan tim yang berada di posisi bawah klasemen. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Amorim mampu mengangkat performa tim secara konsisten dan mengatasi masalah mendasar yang ada.
Scholes juga menyoroti peran Kobbie Mainoo dalam taktik Amorim. Ia mempertanyakan apakah Mainoo dimanfaatkan secara optimal, dan merasa bahwa pemain muda tersebut tampak kurang yakin dengan perannya di lapangan. Hal ini mengindikasikan adanya masalah dalam komunikasi taktik atau ketidakjelasan peran yang diberikan kepada pemain.
Berdampak pada performa individu dan tim secara keseluruhan. Scholes secara implisit menyoroti pentingnya kejelasan taktik dan peran pemain dalam membangun tim yang solid dan kompetitif. Secara keseluruhan, kekhawatiran Scholes mencerminkan keraguan tentang arah yang diambil Manchester United di bawah kepemimpinan Amorim.
Ia merasa bahwa tim masih jauh dari kata solid dan belum memiliki inti pemain yang dapat membawa mereka meraih gelar juara. Scholes menekankan perlunya perubahan yang lebih signifikan dan strategi yang lebih efektif untuk mengangkat performa tim dan mengembalikan kejayaan Manchester United.
Baca Juga: Ducati Bangkit dan Rebut Gelar Juara WorldSBK 2025 dari BMW
Kekhawatiran yang Dialami Paul Scholes
Paul Scholes, legenda Manchester United, kembali melayangkan kritik pedas terhadap manajer tim, Ruben Amorim. Scholes secara terbuka mengaku tidak memahami jalan pikiran pelatih, mengindikasikan adanya ketidaksesuaian atau perbedaan pandangan mengenai strategi dan taktik tim.
Kritiknya muncul di tengah kekhawatiran yang berkembang mengenai kemampuan Amorim untuk membawa Manchester United meraih kesuksesan. Scholes tidak hanya mengkritik secara umum, tetapi juga menyoroti keputusan taktis spesifik yang dibuat oleh Amorim. Salah satu contohnya adalah keputusannya memainkan bek sayap di posisi terbalik, yang menurut Scholes adalah langkah yang tidak efektif.
Kritikan ini menunjukkan bahwa Scholes memiliki perhatian mendalam terhadap detail taktik dan bagaimana keputusan tersebut memengaruhi performa tim di lapangan. Kekhawatiran Scholes mencerminkan sentimen yang lebih luas di antara para penggemar dan pengamat sepak bola mengenai arah yang diambil Manchester United.
Meskipun tim meraih kemenangan dalam beberapa pertandingan, Scholes merasa bahwa ada masalah mendasar yang perlu diatasi dan bahwa Amorim perlu melakukan perubahan signifikan untuk membawa tim kembali ke puncak kejayaannya. Ia juga merasa kepala Amorim korslet.
Respon dari Ruben Amorim
Ruben Amorim menanggapi kritik Paul Scholes dengan membantah klaim bahwa bintang Manchester United kurang antusias dalam kemenangan comeback 3-1 atas Southampton. Amorim membela para pemainnya, menyatakan bahwa kesulitan yang mereka alami bukan karena kurangnya antusiasme, tetapi lebih disebabkan oleh kurangnya kecepatan dan kontrol dalam permainan.
Ia dengan hormat mengakhiri perdebatan dengan Scholes, menunjukkan bahwa ia menghargai pendapat Scholes meskipun tidak setuju dengannya. Amorim menjelaskan bahwa timnya mengalami kesulitan karena tekanan bermain di kandang sendiri setelah kalah dalam tiga pertandingan terakhir di sana. Ia juga menyebutkan bahwa timnya kesulitan menekan lawan di lini depan karena para pemain belum terbiasa dengan taktik tersebut.
Amorim mengakui bahwa ada kekurangan dalam kecepatan dan kontrol pertandingan, tetapi ia menegaskan bahwa itu bukan karena kurangnya antusiasme. Mengenai keputusan taktis yang dikritik Scholes, khususnya penempatan Patrick Dorgu di posisi bek sayap kanan, Amorim membela diri dengan menyatakan bahwa Dorgu memiliki pengalaman bermain di kedua sisi lapangan.
Amorim menjelaskan bahwa kemampuan seorang pemain untuk bermain di kedua sisi sangat penting karena memungkinkan variasi dalam serangan, dengan pemain berkaki kiri di kanan untuk masuk ke dalam dan menghubungkan permainan dengan cara yang berbeda, dan pemain berkaki kanan di kiri untuk melakukan umpan silang. Ia juga menambahkan bahwa Dorgu masih beradaptasi dengan liga yang berbeda dan kecepatan permainan yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Paul Scholes secara terbuka mengkritik Ruben Amorim atas taktiknya yang dipertanyakan dan performa Manchester United secara keseluruhan. Scholes mengungkapkan kekhawatiran tentang berbagai aspek, mulai dari penempatan pemain yang tidak biasa hingga kurangnya peningkatan tim secara keseluruhan.
Kritik ini mencerminkan keraguan yang lebih luas di kalangan penggemar dan pengamat mengenai kemampuan Amorim untuk membawa Manchester United kembali ke puncak kejayaannya. Ruben Amorim menanggapi kritik Scholes dengan membela para pemainnya dan menjelaskan alasan di balik keputusan taktisnya. Amorim menekankan bahwa para pemain tidak kekurangan antusiasme, tetapi menghadapi tantangan dalam hal kecepatan dan kontrol permainan.
Ia juga menjelaskan bahwa penempatan pemain yang tidak biasa didasarkan pada kemampuan pemain untuk bermain di kedua sisi lapangan dan adaptasi terhadap strategi tim. Pertukaran antara Scholes dan Amorim menyoroti tekanan dan harapan yang besar yang terkait dengan menjadi manajer Manchester United. Sementara Scholes menyuarakan kekhawatiran dan keraguan, Amorim tetap teguh dalam pembelaannya terhadap timnya dan taktiknya.