Tamirat Tola keluar sebagai pemenang pada cabang maraton kategori laki-laki Olimpiade 2024. Dia berhasil menyelesaikan lomba dengan catatan waktu dua jam, enam menit, dan 26 detik. Catatan waktu ini juga menjadi rekor Olimpiade.
Sempat Hampir Tidak Ikut
Pencapaian Tola sendiri sangat luar biasa, karena dia hampir tidak dipilih oleh tim Olimpiade Ethiopia untuk mewakili negaranya. Sisay Lemma awalnya adalah pilihan utama Ethiopia. Namun dia mengundurkan diri setelah mengalami cedera dalam persiapannya.
“Sisay bilang padaku kalau dia lebih baik fokus ke penyembuhannya,” ujar Tola dalam wawancaranya seusai melewati garis finis. “Dia bilang bahwa aku bisa bertanding dengan lebih baik. Dan aku harus berterima kasih padanya, karena kemenangan ini mungkin tidak akan terjadi kalau dia tidak memberikan kesempatan itu,” pungkas Tola.
Di 10 kilometer pertama, Eyob Faniel, pelari asal Italia, unggul dengan selisih 23 detik. Namun Tola kemudian menaikkan kecepatannya sebelum melalui rute berbukit dan dia sudah unggul ketika lomba memasuki setengah jalan. Dia pun tidak tertahankan begitu memasuki bagian jalanan mendatar dan dia pun berhasil memecahkan rekor Olimpiade dengan selisih enam detik dari Samuel Wanjiru, pelari asal Kenya, yang melakukannya pada Olimpiade 2008.
Bashir Abdi, pelari asal Belgia, finis di posisi kedua 21 detik di belakang Tola. Sementara Benson Kipruto, pelari asal Kenya, finis 34 detik di belakang Tola untuk meraih medali perunggu. Sebenarnya, mereka berdua sempat berada di belakang Emile Cairess, pelari asal Inggris Raya. Namun Cairess kehilangan stamina di 10 kilometer terakhir, membuatnya hanya finis di posisi empat.
Mimpi Buruk untuk Kipchoge
Eliud Kipchoge, pelari asal Kenya, yang memenangkan medali emas di Rio 2016 dan Tokyo 2020, tidak menyelesaikan lomba setelah berhenti di kisaran 30 kilometer. Padahal, jika mampu menang, Kipchoge akan menjadi pelari pertama dalam sejarah yang memenangkan tiga medali emas maraton Olimpiade. “Ini maraton terburukku. Aku belum pernah tidak finis sebelumnya,” ujar Kipchoge. “Itu lah hidup. Yang ku sayangkan juga adalah aku mengalami cedera di punggungku pada kisaran 20 kilometer. Itu yang membuatku harus tidak finis.”
Kipchoge sendiri sebenarnya cukup diunggulkan pada lomba ini. Ini karena Kipchoge pada 2019 lalu menjadi manusia pertama yang mencatatkan waktu di bawah dua jam untuk maraton. Sayangnya lomba tersebut tidak resmi, sehingga belum menjadi rekor dunia.
Simak informasi olahraga terbaru secara lengkap di shotsgoal.com.